Rabu, 12 Juni 2013

Kedaulatan Rakyat : Menyuarakan Hati Nurani Rakyat
 
31 Mei 2013 09.15
Jumat pagi serombongan peserta study tour Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri sukses menapakkan kaki dengan langkah pasti dan ekspresi berseri di Kantor Redaksi Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
       Dengan diterima secara langsung dan tangan terbuka oleh pihak redaksi, rombongan ditempatkan di Aula K.R. Walaupun beberapa diantara mahasiswa tampan berjas biru harus merukunkan diri dengan lantai aula. “Maaf ya mas sebelumnya, karena jumlah kursi terbatas, terpaksa sebagian duduknya lesehan” ujar Mbak Suci yang menyambut kami sebagai Pembawa acara sekaligus pembicara. Ditemani seorang karyawan lagi bernama Pak Iswantoro, acara dilanjutkan dengan sambutan selamat datang.
           Selanjutnya, disambung dengan sambutan dari Dosen Jurnalistik PBSI FKIP UNP Kediri Dr. Subardi Agan, M.Pd. Inti sambutannya adalah Tujuan kunjungan ke K.R untuk belajar konkrit dari media massa yang menggunakan jalur jurnalistik “benar”. Karena KR terbukti menjadi media cetak yang masih memiliki nilai-nilai perjuangan dibandingkan media yang lain.
              Beranjak dari sambut-menyambut, pembicaraan semakin intim mengupas KR. Banyak hal unik yang disampaikan Mbak Suci diantaranya: kesamaan nama sekretaris KR dengan dosen jurnalistik UNP Kediri yaitu Pak Bardi, KR juga memiliki jumlah pembaca terbanyak nomor enam di Indonesia yaitu 110.000 pembaca per hari dan yang paling membedakan KR dengan media cetak lain adalah menyuarakan hati nurani rakyat.
              Mengupas lebih dalam tentang Redaksi Kedaulatan Rakyat, Kedaulatan Rakyat adalah sebuah industri perusahaan yang bergerak dibidang jurnalistik yang didirikan oleh “H.Samawi (1913-1984) dan H.Soemadi Martono Wonohito (1912-1984)”. Mereka berdua adalah mantan wartawan  surat kabar Jepang yaitu “Sinar Mati”. Kedaulatan Rakyat adalah surat kabar harian yang diterbitkan di Yogyakarta sejak 27 september 1945. Nama harian “Kedaulatan Rakyat” sendiri diambil dari UUD 1945 alinea ke 4, Kedaulatan Rakyat (KR) diresmikan oleh Menteri Penerangan Bapak Harmosa pada tanggal 27 september 1985.
Pertama kali diterbitkan Kedaulatan Rakyat hanya memiliki 16 halaman kemudian berkembang sampai memiliki 24 halaman dan oplahnya naik menjadi 12.500 Eksemplar. Koran Kedaulatan Rakyat terbit pada masa penjajahan Jepang yang dulunya koran ini sempat dicekal oleh pihak penjajah karena para penjajah khawatir pemberitaan yang disuguhkan oleh Kedaulatan Rakyat akan mempengaruhi rakyat untuk menentang penjajah.
Kedaulatan Rakyat merupakan surat kabar lokal Yogyakarta yang terbit setiap harinya. Di bawah Naungan PT.BP. Kedaulatan Rakyat Group, Kedaulatan Rakyat memiliki berbagai media diantaranya media cetak dan media online sebagai sarana informasi berita. Kedaulatan Rakyat memiliki berbagai konten berita yang terdiri dari Yogyakarta, Jawa Tengah ,Nasional, Internasional, eksbis, pendidikan, sport, lifestyle, wisata , teknologi dan konten konsultasi penanggalan
Dalam pendistribusiannya koran Kedaulatan Rakyat didistribusi ke berbagai daerah sekitar Yogyakarta dan ada 9 kota yang mendapat distribusi koran Kedaulatan Rakyat antara lain yaitu Jogja, Gunung Kidul, Bantul, Magelang, Purworejo dan 4 kota lainnya.  Kedaulatan Rakyat juga mendistribusikan koran-korannya keluar daerah yaitu Jawa Tengah dan Jakarta yang khususnya dipesan oleh Badan Legislatif yatiu DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) sebanyak 1000 eksemplar perharinya. Penggunaan medianya antara lain Koran mingguan “minggu pagi”, merapi, KR online dan KR Radio yang bertempat di wates dan memiliki produk bernama KR Indo. Dalam penempatan kerja, setiap redaksi memiliki ruangan sendiri. Dengan jumlah karyawan sekitar 600 dan 125 wartawan jam kerja pagi 08.00-16.00 malam 19.00 sampai selesai. KR memiliki 90 lebih kantor perwakilan di beberapa daerah yaitu Purworejo, Magelang, Klaten, Solo dll
          Dalam kegiatan pengumpulan berita, KR membagi jenis berita menjadi Berita yang datang sendiri missal fenomena bencana alam ataupun kunjungan seperti yang dilakukan rombongan PBSI FKIP UNP Kediri dan berita yang dicari seperti korupsi dan poligami. Penyusunannya juga menggunakan prinsip 5W+1H dan piramida terbalik, hunting berita, writing menggunakan sarana rekaman handpone, email ataupun mengetik. Dilanjutkan dengan proses Korekting, Layouting, dan printing. Agenda kerja pagi hunting, sedangkan printing antara pukul 23.00 hingga 03.00, pukul 05.00 sudah siap edar. Mengenai perlindungan lembaga, wartawan KR tidak menggunakan nama tetapi kode. Karyawan disediakan asuransi, uang makan dan uang transport. 
        Berlanjut ke sesi diskusi lia (4 c) bertanya kepada pihak KR, bagaimana cara mempertahankan eksistensi KR diantara persaingan media informasi lain. “Memberikan questioner pada masyarakat, melibatkan mahasiswa pada kegiatana jurnalistik “suaka kampus”, kesempatan mahasiswa magang di radio KR, mengajak remaja berpartisipasi untuk mengikis nilai buruk di masyarakat”, ujar Mbak Suci.
Pertanyaan kedua, Tanti (4d) bagaimana ketentuan menyajikan rubrikasi? “tergantung dari jadwal seperti rubric manajemen kolbu pada masa keemasan dakwah AA Gym hingga mencuat kasus poligami sehingga berefek cacian masyarakat pada redaksi KR dan munculnya banyak intimidasi berhenti berlangganan KR bila masih menyajikan rubric manajemen qolbu.”
          Mengintip tempat proses pencetakan Koran KR, mahasiswa dibuat kagum dengan mesin-mesin besar dan berat, terlebih terdapat gulungan kertas besar. Disambut seorang karyawan bernama Pak Budi mahasiswa mendapat banyak keterangan. Proses printing KR menggunakan tinta cemani dengan 4 jenis warna cmbk, sehari KR mampu mencetak 100.000 hingga 110.000 exemplar. Proses pembuatan berita sebelumnya dari film ke plat, sekarang berubah dari ctv ke plat. Mesin cetak memiliki dua jenis yaitu megtec dan unimen. Perkiraan biaya cetak untuk omset kertas saja kisaran Rp 250 juta belum tenaga dan administrasinya. Prosentase harga Koran 11% jaga-jaga 12% harga eceran sama prmosi, 88% harga pasti dari pelanggan. 



Posted by : RIMA YULIANA S (09.1.01.07.0130) 

Belanja-Belanja di Pasar Beringharjo




PASAR BERINGHARJO



          Letak pasar Beringharjo disekitar kawasan Malioboro tepatnya dikota Jogjakarta Jawatengah.Pasar  Beringharjo menjual segala macam aneka batik, pakaian, kerudung, tas, T-Shirt, dan pernak-pernik lainnya.Tidak hanya itu dipinggiran pasar Beringharjo juga banyak sekali yang menjual aneka kue kas Jogjakarta, seperti klanteng, keplak sari, dodol, dan bakpia patok.
          Saya bersama rombongan dari Universitas Nusantara PGRI Kediri, beramai-uramai menuju pasar Beringharjo sekitar pukul 14.00 wib.Disana saya beserta rombongan  berbelanja souvenir dan oleh-oleh khas jogja,saya di sana membeli makanan ringan khas jogja yaitu bakpia. Penjual menawarkan bakpia tersebut dengan harga 20.000,tetapi saya dan teman-teman tidak menaggapi dengan harga tersebut,kami pun menawar bakpiatersebut dengan harga 10.000,setelah proses tawar menawar pun terjadi,dan akhirnya kami diperbolehkan membeli bakpia tersebut dengan harga 10.000.
Ada salah satu teman kami yang membeli batik  ditipu oleh pedagang pasar Beringharjo,Sebab teman kami tidak bisa menawar dengan harga yang lebih rendah.Maka dari itu pedagang membandrol dengan harga yang tinggi dan mempromosikan barang dagangannya dengan segala macam cara.Padahal barang yang dibeli temen kami kualitasnya  standar bukan yang istimewa.Setelah berbincang-bincang dengan teman-teman ada yang kecewa, karena harga yang didapatkan antara teman satu dengan lainnya berbeda.Ada pula yang puas dengan pembelian souvenir dengan harga yang standart atau murah.Ketika kita berbelanja dipasar Beringharjo kita harus mengetahui taktik, system, dan cara tawar-menawar  dalam perdagangan yang ada disana.Saya mengetahui hal tersebut dari pengalaman yang saya dapatkan selama beberapa tahun mendampingi anak didik saya ketika melakukan Study Tour, selain itu saya juga mendapatkan informasi tersebut dari senior dimana saya bekerja.
Setelah mendapatkan oleh-oleh souvenir dari pasar Beringharjo untuk keluarga dirumah dan kue  khas Jogjakarta kami bergegas menuju bus untuk melanjutkan perjalanan. Kami sangat menikmati dan puas bisa berkunjung kesalah satu pusat perbelanjaan yang ada dikota Jogjakarta Jawatengah.

                                                        By. Windu Kuspratama/4D

PASAR BERINGHARJO



                             
PASAR BERINGHARJO

            Letak pasar Beringharjo disekitar kawasan Malioboro tepatnya dikota Jogjakarta Jawatengah.Pasar  Beringharjo menjual segala macam aneka batik, pakaian, kerudung, tas, T-Shirt, dan pernak-pernik lainnya.Tidak hanya itu dipinggiran pasar Beringharjo juga banyak sekali yang menjual aneka kue kas Jogjakarta, seperti klanteng, keplak sari, dodol, dan bakpia patok.Pasar Beringharjo sangat ramai pengunjungnya dan pedagangnya ramah sekali dalam menyapa pelanggan yang keluar masuk pasar Beringharjo.
            Saya bersama rombongan dari Universitas Nusantara PGRI Kediri, beramai-uramai menuju pasar Beringharjo sekitar pukul 14.00 wib.Disana saya beserta rombongan  berbelanja souvenir dari Jogjakarta seperti belanja  batik, T-Shirt, dan tas.Biasanya dipasar Beringharjo ada tawar-menawar antara pembeli dan penjual, saya dan teman-teman tidak asal-asalan dalam menawar harga yang  ditawarkan kepada kami.Misalnya ketika saya menawar T-Shirt yang akan saya beli, saya Tanya dulu pada pedagangnya jika ia menawarkan harga 65.000.00 saya mencoba menawar dengan harga setengahnya, setelah tarika ulur harga biasanya pedagang minta tambahan laba sedikit.Akhirnya pedagang dan saya menyepakati T-Shirt yang saya tawar  dengan harga 40.000.00.Jadi sama-sama enaknya.
Ada salah satu teman kami yang membeli batik  ditipu oleh pedagang pasar Beringharjo,Sebab teman kami tidak bisa menawar dengan harga yang lebih rendah.Maka dari itu pedagang membandrol dengan harga yang tinggi dan mempromosikan barang dagangannya dengan segala macam cara.Padahal barang yang dibeli temen kami kualitasnya  standar bukan yang istimewa.Setelah berbincang-bincang dengan teman-teman ada yang kecewa, karena harga yang didapatkan antara teman satu dengan lainnya berbeda.Ada pula yang puas dengan pembelian souvenir dengan harga yang standart atau murah.Ketika kita berbelanja dipasar Beringharjo kita harus mengetahui taktik, system, dan cara tawar-menawar  dalam perdagangan yang ada disana.Saya mengetahui hal tersebut dari pengalaman yang saya dapatkan selama beberapa tahun mendampingi anak didik saya ketika melakukan Study Tour, selain itu saya juga mendapatkan informasi tersebut dari senior dimana saya bekerja.
Dipinggiran pasar Beringharjo juga terdapat bermacam-macam aneka kue kas dari Jogjakarta, seperti dodol, klanteng, keplaksari, dan bakpia pathok. Bakpia pathok yang diperdagangkan sangat miring harganya dengan bakpia-bakpia yang ada diminimarket.saya bersama teman-teman berdesakan ketika antri membeli bakpia patok yang ada dipinggiran pasar Beringharjo, harganya 10.000.00 satu dus isinya ada 20 biji.selain kami berdesakan, penjual bakpia menyuruh kami mencoba merasakan bakpia yang akan dibeli.Jadi pembeli mengetahui bagaimana citarasa olahan bakpia pathok yang bermacam-macam jenis rasa.Setelah mendapatkan oleh-oleh souvenir dari pasar Beringharjo untuk keluarga dirumah dan kue  khas Jogjakarta kami bergegas menuju bus untuk melanjutkan perjalanan. Kami sangat menikmati dan puas bisa berkunjung kesalah satu pusat perbelanjaan yang ada dikota Jogjakarta Jawatengah.

By. Wasia' Aturrofiah/4d

MALIOBORO



MALIOBORO

Jalan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta, tentu sudah tak asing lagi di telinga. Inilah salah satu objek wisata yang terkenal dengan pusat perbelajaan kota gudeg(nama lain kota Jogja) itu. Dari makanan, pakaian, pernak-pernik dan apapun tentang Jogja bisa kita temukan disana. Tak heran bila Malioboro tak pernah sepi dari incaran pengunjung baik yang berwisata maupun yang hanya sekedar jalan-jalan.
Keramaian Malioboro memang tak pernah terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya. Hampir semuanya yang di tawarkan adalah barang-barang khas kota jogja yang biasanya dijadikan souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Selain makanan-makanan khas Jogja, mereka juga berdagang pakaian-pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan logam, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon(topi khas jawa), kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak lagi yang lainya. Bahkan saya juga berkesempatan untuk sedikit berbincang-bincang dengan salah seorang pedagang gantungan kunci mas Mukri namanya. Berikut perbincangan singkat saya dengan pedagang tersebut:
Saya : Berapa’an gantungannya mas?
Pedagang : Murah mas 10.000an 5?
Saya : 2.000an 1 berarti! Mahal itu mas, boleh kurang ya? 1.500an 1 mas. Belinya kan berdua masak gak ada diskon. (sedikit memelas).
Karena kebetulan juga saat itu saya berdua dengan teman saya berkeliling tujuan sebenernya mencari temen-temen kelompok tapi malah bertemu dengan penjual souvenir.
Pedagang : Yaelah mas untungnya dari mana to mas kalo cuman segitu.
Saya : Kalo gak boleh ya gak apa apa mas!
Pedagang : Yowes mas buat penglaris wes gak popo.
Saya : Mas sudah lama to dagang di Malioboro?
Pedagang : Yah… lumayan dari tahun 2009an mas. Gak beli gelang-galang sekalian mas buat pacarnya murah-murah mas tak diskon wes 1  5.000.
Saya : Hehehe gak mas! Mas asli mana dari Jogja, apa dari luar kota?
Pedagang : Jawa tengah mas asli Semarang.
Saya : Ohh… lha di Jogja kos apa ngontrak mas?
Pedagang : Ngontrak mas iku karo bojoku!
Saya : Hehehe… mbak!(sapaku pada istri pedangan gantungan yang ada di sebelah lapaknya). Sudah mas ini 10   15.000 to mas.
Pedagang : Gak popo wes buat penglaris.
Saya : Mas boleh ijin foto, berdua sama masnya gawe kenang-kenangan mas.
Pedagang : Ayok wes.
Saya : Makasih lo mas…(sambil meninggalkan pedagang gantungan itu setelah bersedia berfoto).


Saking banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan disana ada yang menggelar daganganya di atas meja, di gerobak bahkan ada pula yang menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja, antar pengunjung bisa saling berdesakan karena sempitnya jalan, bagi para pejalan kaki karena banyaknya pedagang kaki lima yang ada disisi kanan dan kiri jalan di Malioboro.


                                                                                                               By. Roni Wijaya / 4D

Wisata Parangtritis



Wisata Parangtritis


Pada tanggal 15 April 2013 Kami Mahasiswa Tingkat IV-D  Universitas Nusantara PGRI melakukan wisata di Parangtritis. Kami berangkat dari Kampus pukul 20.30 WIB. Sampai ditempat tujuan pukul 03.30 Kami segera berbenah diri untuk menikmati sanset.
Suasana pagi hari yang indah dan sejuk di tepi pantai, sambil menikmati pemandangan di sekeliling pantai. Aku mengamati para penjual yang mempersiapkan diri dan barang penjualannya untuk di pamerkan kepada para pengunjung / wiasatawan Parangtritis. Selain itu di pantai Parangtritis ini terdapat beberapa hiburan (alat transportasi untuk mengelilingi pantai) misalnya: Bendi (Dokar), Motor Trill dll.
Saya mewawancarai seorang pemilik Bendi (dokar). Beliau bernama pak Bejo. Dia asli banyuwangi dan sudah bekerja selama 25 tahun. Pak Bejo setiap harinya bekerja sebagai kusir yang siap mengantarkan para wiasatawan keliling pantai parangtritis. Pak Bejo bekerja mulai pukul 06.00 sampai 10.00 untuk pemanasan bendinya.
Pak Bejo mulai kerja lagi pukul 14.00 sampai habis penumpang. Menurut beliau semua pemilik Bendi memasang harga yang sama. Misalnya : satu kali putaran dengan tarif 20.000, Satu paket dengan tarif 100.000, setengah paket dengan tarif 50.000. kalau para penumpang menyewa dengan harga paket maka Pak Bejo mau menunggu penumpangnya untuk foto-foto.
Satu paket itu memiliki tiga tujuan wisata di keliling pantai. Sehingga para penyewa tidak merasa dirugikan oleh pemilik Bendi karena penyewa bebas melakukan apa saja. Pengemudi siap melayani penumpang. Satu Bendi dapat di naiki oleh 3 orang. Satu sopir dan dua penumpang. Kata Pak Bejo seharinya mendapatkan uang minimal 200.000 mulai pagi sampai sore hari.
Dari cerita Pak Bejo kalau Bendi itu keluar semua maka ada 80 Bendi yang memenuhi pantai parangtritis. Keluarnya Bendi itu lebih banyak pada sore hari karena banyak wisatan yang datangnya pada sore hari. Kalau Bendi yang keluar  di pagi hari hanya untuk pemanasan saja.
Mata pencaharian penduduk sekitar pantai Parangtritis sebagai pedagang makanan, kaca mata, motor trill, bendi dan penyewaan kamar mandi. 

By. Siti Khoirun Ni'mah / 4D