Rabu, 12 Juni 2013

MALIOBORO



MALIOBORO

Jalan Malioboro, Daerah Istimewa Yogyakarta, tentu sudah tak asing lagi di telinga. Inilah salah satu objek wisata yang terkenal dengan pusat perbelajaan kota gudeg(nama lain kota Jogja) itu. Dari makanan, pakaian, pernak-pernik dan apapun tentang Jogja bisa kita temukan disana. Tak heran bila Malioboro tak pernah sepi dari incaran pengunjung baik yang berwisata maupun yang hanya sekedar jalan-jalan.
Keramaian Malioboro memang tak pernah terlepas dari banyaknya pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya. Hampir semuanya yang di tawarkan adalah barang-barang khas kota jogja yang biasanya dijadikan souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan. Selain makanan-makanan khas Jogja, mereka juga berdagang pakaian-pakaian batik, tas kulit, sepatu kulit, hiasan logam, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu perak, blangkon(topi khas jawa), kaos dengan berbagai model/tulisan dan masih banyak lagi yang lainya. Bahkan saya juga berkesempatan untuk sedikit berbincang-bincang dengan salah seorang pedagang gantungan kunci mas Mukri namanya. Berikut perbincangan singkat saya dengan pedagang tersebut:
Saya : Berapa’an gantungannya mas?
Pedagang : Murah mas 10.000an 5?
Saya : 2.000an 1 berarti! Mahal itu mas, boleh kurang ya? 1.500an 1 mas. Belinya kan berdua masak gak ada diskon. (sedikit memelas).
Karena kebetulan juga saat itu saya berdua dengan teman saya berkeliling tujuan sebenernya mencari temen-temen kelompok tapi malah bertemu dengan penjual souvenir.
Pedagang : Yaelah mas untungnya dari mana to mas kalo cuman segitu.
Saya : Kalo gak boleh ya gak apa apa mas!
Pedagang : Yowes mas buat penglaris wes gak popo.
Saya : Mas sudah lama to dagang di Malioboro?
Pedagang : Yah… lumayan dari tahun 2009an mas. Gak beli gelang-galang sekalian mas buat pacarnya murah-murah mas tak diskon wes 1  5.000.
Saya : Hehehe gak mas! Mas asli mana dari Jogja, apa dari luar kota?
Pedagang : Jawa tengah mas asli Semarang.
Saya : Ohh… lha di Jogja kos apa ngontrak mas?
Pedagang : Ngontrak mas iku karo bojoku!
Saya : Hehehe… mbak!(sapaku pada istri pedangan gantungan yang ada di sebelah lapaknya). Sudah mas ini 10   15.000 to mas.
Pedagang : Gak popo wes buat penglaris.
Saya : Mas boleh ijin foto, berdua sama masnya gawe kenang-kenangan mas.
Pedagang : Ayok wes.
Saya : Makasih lo mas…(sambil meninggalkan pedagang gantungan itu setelah bersedia berfoto).


Saking banyaknya pedagang kaki lima yang berjualan disana ada yang menggelar daganganya di atas meja, di gerobak bahkan ada pula yang menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung Malioboro cukup ramai saja, antar pengunjung bisa saling berdesakan karena sempitnya jalan, bagi para pejalan kaki karena banyaknya pedagang kaki lima yang ada disisi kanan dan kiri jalan di Malioboro.


                                                                                                               By. Roni Wijaya / 4D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar