Rabu, 12 Juni 2013

Sekilas Tentang Malioboro



Sekilas Tentang Malioboro




            Jum’at, 31 Mei 2013. Kepadatan pemebeli dan penjual yang berjajar disepanjang jalan, itulah yang ada dalam benak kita tentang jalan Malioboro, Yogyakarta. Malioboro adalah sebuah Jalan sepanjang tidak lebih dari 2 Kilo Meter yang membentang mulai dari persimpangan Rel Kereta Api Stasiun Tugu Yogyakarta diujung utara hingga pertigaan pojokan Gedung Agung diujung Selatan. Malioboro adalah sebuah Jalan legendaris yang menjadi ikon Kota Yogyakarta dengan kehidupan kontras antara siang dan malamnya.
Jalan Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

          Jalan Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpulnya para Seniman-seniman yang sering mengekpresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis, pantomim dan lain-lain disepanjang jalan ini.
          Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta  sepanjang trotoar kaki limanya dipenuhi  penjual-penjual souvenir atau cinderamata khas Yogyakarta, kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat perbelanjaan dan hotel yang mengguratkan kehidupan perekonomian warga Yogyakarta.
          Malioboro dipenuhi berbagai sajian kuliner yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan tikar Warung lesehan dengan menu khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar dan goreng, dan juga terdapat puluhan penjual bakpia pathok yang merupakan makanan khas dari Yogyakarta yang sulit dijumpai di tempat lain, ujar pak Surya salah satu penjual souvenir berupa kaos di area jalan Malioboro.
          Tak kalah menariknya, disepanjang jalan malioboro kita juga masih dapat menjumpai berpuluh-puluh alat transportasi tradisional yang berupa becak dan delman. Tukang becak dan pak kusir berlomba saling berebut penumpang. Kebanyakan dari mereka, itulah mata pencaharian buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Bejo, laki-laki separuh baya yang selama 3 tahun bekerja sebagai pak kusir, beliau bekerja dari pukul 10.00 sampai pukul 16.00 WIT. Pendapatan pak Bejo juga tidak sedikit, pak Bejo mendapat penghasilan dari jasa delmannya sebesar Rp. 300.000,00 – Rp. 400.000,00 per minggu. Waaawwww pendapatan yang lumayan besar kan. Tapi semua itu tidak dapat ditarget oleh pak Bejo, karena saingan yang teramat banyak. Itulah sekilas tentang Malioboro.... Penarasaran ??????? ayyo cepetan berkunjung ke sana, dijamin gak bakal nyesel dech...... tapi kantong harus penuh yya......... !!!!! J ;-)
         

By : Ika Fitriana
4 D
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar