Selasa, 14 Mei 2013

LOMBA MEWARNAI ANAK & BUNDA

LOMBA MEWARNAI ANAK & BUNDA
Lomba mewarnai yang diadakan oleh peserta KKN Gelombang I desa Kayunan guna memeriahkan acara perpisahan peserta KKN yang bertempat di Balai Desa Kayunan. Berhasil menuai sukses dan antusias yang baik dari peserta yakni anak & bunda dari 2 TK(taman kanak-kanak) sekaligus yang terdiri dari TK Kayunan I yang berada di dusun Kayunan dan TK Kayunan II berada di dusun Ngrembang. Jumlah peserta yang sebelumnya hanya diperkirakan sekitar 50 pasangan anak & bunda, ternyata dihadiri 84 pasang peserta. Hal itu membuat panitia yang pelaksanaan lomba mewarnai sedikit kewalahan, karena jumlah peserta mengalami pembludakan dari yang diperkirakan. Panitia yang berjumlah 23 mahasiswa UNP yang di ketuai oleh mahasiswa dari jurusan PENJASKESREK yang bernama Febrix Dwi Mahendra. Tetapi hal itu tidak dijadikan tim panitia sebagai penghalang untuk terus bersemangat dalam menyukseskan perlombaan pada hari itu. Di tanggal ke-12 pada bulan April yang juga menjadi bukti 12 hari mereka bersama sebagai keluarga KKN malah dijadikan ajang pembuktian kekompakan tim KKN desa Kayunan Gelombang I.
Perlombaan mewarnai ini juga dijadikan tim panitia untuk memupuk rasa cinta kasih antara pasangan peserta anak & bunda, tak hanya itu bahkan ada beberapa peserta yang didampingi oleh bapaknya. Salah satu bapak dari salah satu peserta mewarnai ini yang bernama Bapak Mitro juga menuturkan. Apik mas, wong acara ngene-ngeneki jane sing sering di adakne dadi anak karo wong tuane ben podho luweh akrab(Bagus mas, acara seperti ini sebenarnya lebih sering di adakan sehingga anak & orang tua bisa lebih akrab). Acara yang berlangsung pada hari jum’at pada jam 07:30 – 09:30 akhirnya dengan sukses dilaksanakan, dan hanya menunggu pengumuman hasil juara 1, 2, 3 pada tanggal 14 April di malam inagurasi perpisahan mahasiswa KKN Gelombang I desa Kayunan.(roni:14)

Senin, 13 Mei 2013

SUMBER AIR BANTENG


SUMBER AIR BANTENG
                Adalah salah satu sumber mata air yang berada didesa Sempu,Sumber airnya sangat dyuibutuhkan warga Masyarakat sekitarnya.Jika musim kemarau melanda didesa tersebut warga berduyun-duyun mengambil dan memanfaatkan airnya untuk kebutuhan sehari-hari.Misalnya dimanfaatkan untuk memasak, mandi, mencuci, dan masih banyak lagi kegunaannya.SUMBER AIR BANTENG tidak pernah habis airnya walaupun terus menerus diambil warga sekitar.Airnyapun sangat dingin, sejuk, bersih, dan segar.Menurut salah satu cerita yang sudah ada sejak turun temurun, tempat SUMBER BANTENG merupakan salah satu pintu untuk menuju kerajaan Majapahit yang terletak diKediri.
                SUMBER  AIR BANTENG memiliki sejarah tersendiri.Menurut salah satu perangkat desa Sempu(Narasumber) dahulu desa Sempu pernah dijadikan salah satu tempat Kuliah Kerja Nyata(KKN) oleh salah satu Universitas dari Kediri.Ketika itu beberapa Mahasiswa KKN beramai-ramai main ke mataair SUMBER BANTENG,Tidak hanya itu mereka juga mandi dan menikmati kesejukan airnya.Ada salah satu Mahasiswa sedang dating bulan juga ikut mandi di SUMBER BANTENG padahal Mahasiswi tersebut mengetahui bahwa konon ada sebuah mitos jika Nenek Moyang desa Sempu berpesan ada larangan mandi bagi wanita yang berhalangan atau sedang datangbulan.Namun Mahasiswi tersebut entah lupa atau tidak menghiraukan mitos yang selama ini dipercayai oleh Masyarakat desa Sempu,Namun pada akhirnya Mahasiswi tersebut melakukan hal yang tidak pernah dilakukan oleh Masyarakat desa Sempu.
                Setelah beberapa hari kemudian,Mahasiswi yang mandi diSUMBER BANTENG mengalami kesurupan (kejiwaannya terganggu oleh makhkluk ghaib).Teman-teman beserta warga sekitar berusaha menyembukan dengan berbagai cara,Namun sudah dua hari tidak ada perubahan yang membaik. Akhirnya atas kesepakatan bersama mahasiswi tersebut dipulangkan dikampunghalamannya,Setelah sampai dirumahnya pihak keluarga tetap melanjutkan pengobatannya.Salah satu paranormal yang  menanganinya mengatakan jika yang merasuki Mahasiswi tersebut ingin kembali ketempatnya yaitu SUMBER BANTENG.Dengan cepat Mahasiswi tersebut langsung dikembalikan lagi kedesa Sempu dan menuju keSumber Banteng,disana dilakukan ritual untuk menyembuhkan Mahasiswi yang kesurupan supaya cepat normal dan sehat seperti sediakala.Setelah dilakukan ritual ternyata makhluk ghaib penunggu yang menempati SUMBER BANTENG meminta satu sarat  yaitu seekor kapala sapi.Dengan tujuan untuk menebus kesalahan yang telah diperbuat oleh Mahasiswi tersebut.
                Narasumber menambahkan tentang arti sebuah nama SUMBER BANTENG dan PATUNG SAPI yang terletak di pertigaan kecamatan Ngancar arah  memasuki desa Sempu,Mengenai nama sebuah mata air yang biasa disebut SUMBER  yaitu sumber sebagai penghidupan Masyarakat desa Sempu dan sekitarnya.Sedangkan BANTENG memiliki kesamaan dengan seekor sapi yang dijadikan tumbalnya. Untuk PATUNG SAPI juga memilki arti yaitu seekor sapi yang dijadikan tumbal diSumber Banteng dan sabagi simbol maka didirikanlah patung sapi.
                 Setelah mengetahui cerita tersebut,Saya dapat mengambil hikmahnya.Yaitu ketika berada disuatu tempat yang pernah tahu dan belum mengenal situasi dan kondisi keadaannya maka saya bisa berhati-hati tidak sembarangan melakukan hal-hal yang aneh.Selain itu hikmah untuk kita adalah jika  dalam Masyarakat tersebut masih mempercayai sebuah mitos yang ditinggalkan nenek moyangnya atau sudah ada sejak turun temurun,Maka kita wajib menghormatinya.Walaupun kadang kita suka meremehkan hal-hal semacam itu.Dan kita sudah berada dizaman yang modern seperti saat ini.

WASIATURROFIAH
NPM: 09.1.01.07.0158

Minggu, 12 Mei 2013

MISTERI BALAI DESA KAYUNAN
Balai desa Kayunan yang terlihat asri di kala siang hari ternyata menyimpan sebuah misteri yang sudah melegenda. Bangunan yang berdiri di area sekitar 2.400 m² luasnya ini ternyata dikabarkan  berada diatas sebuah tempat yang dahulu dijadikan sebagai tempat pembantaian di masa G30S PKI. Konon para korban dari pembantaian itu dimasukan kadalam sebuah sumur yang sekarang sumur tersebut berada sebelah kiri dari balai desa tersebut, tepatnya arah timur laut dari balai desa Kayunan.
Sebenarnya Tim KKN dari UNP yang berjumlah 23 Mahasiswa dari bermacam-macam Program Studi dan Fakultas itu tiba pada tanggal 1 April pagi dengan perasaan gembira bahwa ternyata tempat yang akan dihuni selama mengabdi di desa itu bersih dan asri. Di sore hari katika tim telah selesai bersih-bersih camp yang akan ditempati, kami mencoba untuk bersilaturahmi pada tetangga yang bermukim di sekitar balai desa Kayunan.  Seorang wanita yang tinggal tepat di depan kantor balai desa yang bernama bu. Asih mengigatkan pada kami untuk segera menyalakan lampu setiap sebelum pukul 5 sore. Karena penasaran salah satu dari kami bertanya “memangnya kenapa bu? Ruangan yang kalian tempati itu sering terjadi hal-hal yang ganjil sering warga melihat penampakan-penampakan seorang wanita yang berambut panjang dan berpakaian ala putri belanda, karena di area ruangan itu, ada”, tutur si ibu dengan nada berbisik-bisik. (Jedar bagai tersambar petir kami mendengarkan hal itu).
Kemudian acara silaturahmi pun kami lanjutkan dengan rasa penasaran dan tanda Tanya (?) besar. Berikutnya dengan langkah kaki kami menapaki setiap jalanan di desa Kayunan telah sampai membawa kami rumah pak kesra desa Kayunan, sambil berbincang-bincang kami bertanya “apa benar kalau di kompleks balai desa itu sering ada panampakan pak?”(Tanya kami dengan nada sedikit bercanda). “Dulu saya juga sering jaga malam di kantor desa waktu awal-awal bapak diaangkat jadi Kesra, pas bengi mergo gak iso turu aku keliling-keliling, selesai keliling aku ngrokok di depan gapura balai desa gak suwi aku malah ngerti di dekat kamar mandi"(di sebelah kanan balai desa) “ada pocongan yang berjalan menuju belakang balai desa. Ya sudah gak banyak omong terus tak tinggal pulang. Sejak malam itu bapak gak pernah jaga malam di sana”.
Walhasil sepulangnya dari acara silaturahim ke beberapa keluarga di desa itu rombongan KKN pulang ke camp dengan sedikit takut karena mendengarkan cerita-cerita warga desa tadi. Dan malam pertamapun kami lalui dengan rasa takut yang berkecamuk dihati dan pikiran kami membuat tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena setelah sholat mahgib saja desa itu sudah sangat sepi seperti sebuah desa yang tak berpenghuni para remaja-remaja desa itupun tak ada yang menampakkan batang hidungnya, bahkan orang lewat saja hanya sesekali kami mendengarkan suara motornya.
Nama                          : Roni Wijaya
Kelas                           : VI-D
N.P.M                         : 09.1.01.07.0135

MISTERI BALAI DESA KAYUNAN
Balai desa Kayunan yang terlihat asri di kala siang hari ternyata menyimpan sebuah misteri yang sudah melegenda. Bangunan yang berdiri di area sekitar 2.400 m² luasnya ini ternyata dikabarkan  berada diatas sebuah tempat yang dahulu dijadikan sebagai tempat pembantaian di masa G30S PKI. Konon para korban dari pembantaian itu dimasukan kadalam sebuah sumur yang sekarang sumur tersebut berada sebelah kiri dari balai desa tersebut, tepatnya arah timur laut dari balai desa Kayunan.
Sebenarnya Tim KKN dari UNP yang berjumlah 23 Mahasiswa dari bermacam-macam Program Studi dan Fakultas itu tiba pada tanggal 1 April pagi dengan perasaan gembira bahwa ternyata tempat yang akan dihuni selama mengabdi di desa itu bersih dan asri. Di sore hari katika tim telah selesai bersih-bersih camp yang akan ditempati, kami mencoba untuk bersilaturahmi pada tetangga yang bermukim di sekitar balai desa Kayunan.  Seorang wanita yang tinggal tepat di depan kantor balai desa yang bernama bu. Asih mengigatkan pada kami untuk segera menyalakan lampu setiap sebelum pukul 5 sore. Karena penasaran salah satu dari kami bertanya “memangnya kenapa bu? Ruangan yang kalian tempati itu sering terjadi hal-hal yang ganjil sering warga melihat penampakan-penampakan seorang wanita yang berambut panjang dan berpakaian ala putri belanda, karena di area ruangan itu, ada”, tutur si ibu dengan nada berbisik-bisik. (Jedar bagai tersambar petir kami mendengarkan hal itu).
Kemudian acara silaturahmi pun kami lanjutkan dengan rasa penasaran dan tanda Tanya (?) besar. Berikutnya dengan langkah kaki kami menapaki setiap jalanan di desa Kayunan telah sampai membawa kami rumah pak kesra desa Kayunan, sambil berbincang-bincang kami bertanya “apa benar kalau di kompleks balai desa itu sering ada panampakan pak?”(Tanya kami dengan nada sedikit bercanda). “Dulu saya juga sering jaga malam di kantor desa waktu awal-awal bapak diaangkat jadi Kesra, pas bengi mergo gak iso turu aku keliling-keliling, selesai keliling aku ngrokok di depan gapura balai desa gak suwi aku malah ngerti di dekat kamar mand”i(di sebelah kanan balai desa) “ada pocongan yang berjalan menuju belakang balai desa. Ya sudah gak banyak omong terus tak tinggal pulang. Sejak malam itu bapak gak pernah jaga malam di sana”.
Walhasil sepulangnya dari acara silaturahim ke beberapa keluarga di desa itu rombongan KKN pulang ke camp dengan sedikit takut karena mendengarkan cerita-cerita warga desa tadi. Dan malam pertamapun kami lalui dengan rasa takut yang berkecamuk dihati dan pikiran kami membuat tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena setelah sholat mahgib saja desa itu sudah sangat sepi seperti sebuah desa yang tak berpenghuni para remaja-remaja desa itupun tak ada yang menampakkan batang hidungnya, bahkan orang lewat saja hanya sesekali kami mendengarkan suara motornya.
Nama                          : Roni Wijaya
Kelas                           : VI-D
N.P.M                         : 09.1.01.07.0135

korban kamar mandi



Korban Kamar Mandi
Hamparan sawah yang hijau kekuningan akan tampak ketika memasuki Desa Jarak Lor, Kecamatan Plosoklaten. Aroma khas padi yang tengah merunduk menusuk di hidung dan membuat bathin bergumam “ Hmmm....adem... Desa banget....” Memang , warga Desa Jarak Lor mayoritas bermatapencaharian tani.
Setelah menikmati indahnya pemandangan sawah, mata ini tertuju pada pemandangan sebuah bangunan tua, namun tetap terawat dan berpenghuni. Rumah tersebut dibangun sekitar tahun 60-an. Pemiliknya sendiri, dulu, bernama Prawiro Darsono, yang masih ada keturunan ningrat dari Solo. Sekarang, bangunan ini dihuni oleh keluarga bapak Putra, Kepala Dusun Desa Jarak Lor. Di tempat inilah saya dan teman – teman menjalani hidup bersama dalam program KKN selama dua minggu.
Seperti biasa, dari pagi hingga malam saya dan teman – teman melakukan aktivitas, baik di dalam atau pun di luar posko. Namun, sore itu, terjadi kegaduhan di kamar mandi. Hentakan dan seretan kaki disertai suara cekikikan begitu jelas di telinga.
“....Aku  dulu..!! aku dulu...!! aku duluan...hahaaa...akuuu...haaakhhh!!! aku dulu..!!!”
Mereka saling berebut, beradu, hingga tampak otot – ototnya. Kemudian, “Aaaachhh.....!!!” Braaakkk!!! Pyooookk....!!! bhuuugg...!!!, Kak Erik jatuh dan masuk dalam saluran air, kakinya terluka. Anton hanya tertawa terbahak – bahak tanpa dosa sambil menahan pintu yang hampir roboh dan tidak bergegas menolong Kak Erik.
Ternyata mereka memperebutkan kamar mandi sebelah selatan dan terjadi aksi dorong mendorong hingga merusakkan pintu kamar mandi. Mereka segera memperbaiki pintu itu kemudian Kak Erik lari ke kamar cewek.
“Ada kertas dan spidol?”
“Ada, ini Kak, buat apa?”
Dia tak menjawab pertanyaanku. Kak Erik kembali ke kamar mandi. Setelah saya lihat, ternyata dia menulis kata – kata di kertas, “Harap antree, kalau gak mau, suit!” dan ditempel di pintu kamar mandi.
Beberapa hari kemudian terjadi tragedi lagi di kamar mandi, kali ini korbannya cewek. Sebut saja Bunga. Siang, setelah beraktivitas, badan capek dan terasa lengket akibat keringat, paling enak tidur atau mandi. Saya dan Bunga memilih untuk mandi, sedangkan yang lain ada yang memasak, tidur, dan nonton TV. Selang beberapa menit terdengar teriakan dan isakan seperti orang menangis.
“Aaaaaaaaa.....!!! Anton jahat...!!! Aaaaaa.....!!!”
Saya yang berada di kamar mandi utara tepat di sebelah kamar mandi Bunga, spontan berteriak, “Bunga, apa yang terjadi ?! Anton, apa yang kamu lakukan ?!!”
“Mbak, Anton jahat... aku gak mau keluar, aku malu....” suaranya terdengar seperti orang menangis dan shock.
Saya keluar kamar mandi dan teriak – teriak memanggil Anton, “Mana Anton, mana?!!”
“Anton, apa yang kamu lakukan di kamar mandi tetangga?! Kamu kok gitu sih...”, kataku dengan wajah marah dan menarik kerah baju Anton.
Sumpah, aku gak lihat, tadi baru ku buka sedikit pintunya langsung aku tutup lagi, soalnya Bunga langsung teriak. Aku gak tahu kalau ada orang. Tapi sumpah, aku gak lihat.”
“Kamu menodainya...!”
“Ya Allah, sumpah, nggak!
Teman – teman yang mengetahui kejadian itu tertawa dan menganggap seperti sinetron. Saya sendiri juga beranggapan demikian. Sebenarnya hanya pura – pura waktu saya memarahi Anton dan itu spontan.
Malamnya, ketika anak – anak cewek mau tidur, Asnawi mendongeng yang membuat teman – teman tertawa terus dan tidak segera memejamkan mata. Bunga yang sudah terlelap tiba – tiba mengigau, “Ton, metuo, Ton, metuo, ngaliho kono lhoo...”
Sontak saya dan teman – teman kaget, terdiam, bengong, mencari – cari arah suara tersebut, karena memang keadaan kamar gelap, lampu sudah ditutup kertas, remang – remang. Ternyata Bunga mengigau, masih trauma atas kejadian yang menimpanya di kamar mandi.
Baru beberapa hari diposko KKN sudah ada dua korban di kamar mandi. Biangkeroknya Anton. Ini salah satu momen yang tak terlupakan. (nur_muth)

NUR MUTHOFI’AH
NPM. 08.1.01.07.0071
IV D

KEPALA DESA METAL


                Pada tanggal 27 Maret 2013 tepatnya hari Rabu,KKN Universitas Nusantara PGRI Kediri gelombang 1 kelompok 37 melakukun survey ke tempat yang akan ditempati oleh Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, yaitu bertempat di Desa Klanderan Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri.Pukul 07.00 WIB sebagian anggota KKN yang ikut untuk  melakukun survey berkumpul di halaman kampus 1 Universitas Nusantara PGRI  Kediri,  untuk menuju desa yang akan kami  tempati  KKN yaitu desa Klanderan,kurang lebih sekitar  1 jam kami menempuh perjalanan dari kampus menuju tempat kami terjun langsung KKN.          

                Sesampainya di desa tempat kami melakukan kegiatan KKN yaitu desa Klanderan,kami langsung menuju Balai Desa Klanderan untuk mengenal lebih dekat dengan kepala desa beserta anggotanya,kami disambut cukup penuh dengan senyuman manis  para perangkat yang ada di Balai Desa tersebut,dan yang menemui kami adalah Pak Muklis Jogoboyo desa setempat,karena kepala desa yaitu Pak Joni belum datang,sambil menunggu kedatangan kepala desa setempat  yaitu Pak Joni, Kami mengobrol dengan Pak  Muklis dan tidak di sangka ternyata Pak Muklis adalah seorang Sarjana Ekonomi.Bliau sangat ramah terhadap kami,tidak lama kemudian kepala desa setempat datang dan langsung masuk ke Balai Desa,kami pun sangat terkejut setelah mengetahui Pak Joni,bagaimana tidak,seorang pimpinan yang harus memberi contoh kepada anggotanya ataupun anak buahnya,dia harus berpenampilan rapi dan menawan,tetapi Pak Joni tidak seperti itu.

`               Yang membuat kami terkejut yaitu tampilanya yang metal,rambutnya gondrong dan panjang seperti preman desa,dan penampilanya sangat unik,sangat jarang sekali ada seorang kepala desa yang tampilanya seperti itu,oleh sebab itu kami semua yang ada di tempat itu sangat terkejut.Setelah itu kami mengobrol dengan bliau dan bertanya-tanya tentang desa tersebut.



Foto yang di atas adalah foto kepala desa Klanderan,cukup unik kan?setelah apa yang ingin kami tanyakan cukup,kami pun di antar oleh Pak Muklis untuk melihat rumah yang ingin kami tempati,harapan kami agar laki-laki dan perempuan bisa bersama sama satu rumah,tetapi harapan tersebut hanya dapat terwujud di angan-anan saja.Rumah laki-laki dan perempuan berbeda dan cukup jauh,setelah kami sudah melihat dan semua sepakat untuk menempati rumah yang sudah di sediakan,kami pamit pulang dan tidak lupa mengucapkan rasa terima kasih sudah disambut dengan ramah.

 Pada tanggal 1 April 2013 kami kembali menuju Desa Klanderan untuk melaksanakan praktik terjun langsung ke masyarakat, yaitu ditempatkan di desa-desa terpencil agar kami semua dapat merasakan bagaimana kehidupan yang ada di desa dan mengabdi langsung ke masyarakat.Setelah sesampainya  di tempat kami  melakukan KKN kami langsung menuju ke rumah yang akan kami tempati,begitu sampai di rumah kami langsung masuk dan bertemu dengan Mas Andi pemilik rumah,rumah yang kami tempati sangat besar dan cukup bagus namun kurang begitu terawat karena Mas Andi hidup sendiri di rumah tersebut dan tidak pernah sempat untuk membersihkan rumahnya itu.Begitu masuk suasana rumah sangat berbeda,lukisan lukisan besar terpampang di rumah itu,di antaranya yaitu lukisan ratu pantai selatan Nyi Roro Kidul.
Malam pun tiba,suasana rumah semakin berbeda,apalagi bagian ruang tamu dan kamar mandi,setiap kami semua yang ingin ke kamar mandi rasanya ada yang mengikuti,dan saat di dalam kamar mandi di belakang pojok kanan selalu seperti ada orang berdiri,selain itu kami juga sering terkunci di kamar mandi itu.Oleh sebab iti setiap kami ingin ke kamar mandi selalu dengan teman,dan di ruang tamu malam pertama kami menempati rumah tersebut yang tidur cukup banyak di ruang tamu itu,dan apa yang terjadi,kami semua mimpi yang sama dan mimpi basah bersama-sama.tetapi itu hanya terjadi malam petama saja,untuk malam-malam berikitnya aman dan tentram.






NAMA : WINDU K.
NPM    : 09.1.01.07.0163