MISTERI BALAI
DESA KAYUNAN
Balai
desa Kayunan yang terlihat asri di kala siang hari ternyata menyimpan sebuah
misteri yang sudah melegenda. Bangunan yang berdiri di area sekitar 2.400 m²
luasnya ini ternyata dikabarkan berada
diatas sebuah tempat yang dahulu dijadikan sebagai tempat pembantaian di masa
G30S PKI. Konon para korban dari pembantaian itu dimasukan kadalam sebuah sumur
yang sekarang sumur tersebut berada sebelah kiri dari balai desa tersebut,
tepatnya arah timur laut dari balai desa Kayunan.
Sebenarnya
Tim KKN dari UNP yang berjumlah 23 Mahasiswa dari bermacam-macam Program Studi
dan Fakultas itu tiba pada tanggal 1 April pagi dengan perasaan gembira bahwa
ternyata tempat yang akan dihuni selama mengabdi di desa itu bersih dan asri.
Di sore hari katika tim telah selesai bersih-bersih camp yang akan ditempati,
kami mencoba untuk bersilaturahmi pada tetangga yang bermukim di sekitar balai
desa Kayunan. Seorang wanita yang
tinggal tepat di depan kantor balai desa yang bernama bu. Asih mengigatkan pada
kami untuk segera menyalakan lampu setiap sebelum pukul 5 sore. Karena
penasaran salah satu dari kami bertanya “memangnya
kenapa bu? Ruangan yang kalian tempati itu sering terjadi hal-hal yang ganjil
sering warga melihat penampakan-penampakan seorang wanita yang berambut panjang
dan berpakaian ala putri belanda, karena di area ruangan itu, ada”, tutur
si ibu dengan nada berbisik-bisik. (Jedar
bagai tersambar petir kami mendengarkan hal itu).
Kemudian
acara silaturahmi pun kami lanjutkan dengan rasa penasaran dan tanda Tanya (?)
besar. Berikutnya dengan langkah kaki kami menapaki setiap jalanan di desa
Kayunan telah sampai membawa kami rumah pak kesra desa Kayunan, sambil
berbincang-bincang kami bertanya “apa
benar kalau di kompleks balai desa itu sering ada panampakan pak?”(Tanya
kami dengan nada sedikit bercanda). “Dulu
saya juga sering jaga malam di kantor desa waktu awal-awal bapak diaangkat jadi
Kesra, pas bengi mergo gak iso turu aku keliling-keliling, selesai keliling aku
ngrokok di depan gapura balai desa gak suwi aku malah ngerti di dekat kamar
mandi"(di sebelah kanan balai desa) “ada
pocongan yang berjalan menuju belakang balai desa. Ya sudah gak banyak omong
terus tak tinggal pulang. Sejak malam itu bapak gak pernah jaga malam di sana”.
Walhasil
sepulangnya dari acara silaturahim ke beberapa keluarga di desa itu rombongan
KKN pulang ke camp dengan sedikit takut karena mendengarkan cerita-cerita warga
desa tadi. Dan malam pertamapun kami lalui dengan rasa takut yang berkecamuk
dihati dan pikiran kami membuat tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena setelah
sholat mahgib saja desa itu sudah sangat sepi seperti sebuah desa yang tak
berpenghuni para remaja-remaja desa itupun tak ada yang menampakkan batang
hidungnya, bahkan orang lewat saja hanya sesekali kami mendengarkan suara
motornya.
Nama : Roni Wijaya
Kelas : VI-D
N.P.M : 09.1.01.07.0135
Tidak ada komentar:
Posting Komentar