Jumat, 10 Mei 2013

KEEGOISAN VS KEBERSAMAAN


KEEGOISAN VS KEBERSAMAAN
Terkadang perjalanan hidup memang sulit ditebak dan diartikan, yang terlihat baik belum tentu sebaik yang kita fikirkan dan yang terlihat buruk belum tentu seburuk yang kita fikirkan pula. Kedewasaan dalam berfikir sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Saling mengerti, tenggang rasa antar sesama, dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas memerlukan sikap yang bijaksana.
Rasa penasaran tentang Kuliah Kerja Nyata membuat aku termotivasi untuk cepat-cepat melaksanakan sebuah tugas dari kampus tersebut. Kuliah Kerja Nyata memang sebuah program wajib untuk memeroleh gelar Sarjana Strata 1 ( S-1 ). Kuliah Kerja Nyata yang aku jalani dimulai pada tanggal 15 Maret 2013 bertepatan di Dusun Sagi, Desa Jarak, Kecamatan Plosoklaten, Kota Kediri.
Hari pertama semua berjalan dengan lancar, walaupun hari itu sebenarnya sudah ada sesuatu yang mengganjal, bisa disebut diskriminasi aggota, tapi semua itu masih bisa di atasi.  Memasuki hari-hari berikutnya menjalani KKN, sedikit demi sedikit mulai terjadi ketidakharmonisan dalam kelompok. Ada perbedaan pendapat tentang program, ketidak setujuan masalah absensi serta yang paling parah dan menyedihkan, ketua dari kelompok kami memiliki hobi membesar-besarkan masalah yang seharusnya masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik. Sifat kekanak-kanakan dan keegoisan yang dimiliki ketua membuat antar anggota saling mencibir dan mengguncingnya dimanapun kami berada. Hingga pada suatu hari, tepatnya di hari Jumat, 26 April 2013 terjadi perdebatan dan pertengkaran antara  ketua yang bernama Ega Yuhana P.D. dari Prodi Penjaskresek dan sie humas yang bernama Zainal Arifin dari prodi Sistem Informatika. masalah yang memicu pertengkaran tersebut sangat sepele, hanya masalah kamera digital.
Pada hari itu KKN dari kelompok 44 dan 45 gelombang II mengadakan acara perpisahan di Balaidesa Jarak, setelah acara selesai, kami dari kelompok 44 narsis bareng menggunakan kamera Ega Sang Ketua. Saat itu tiba-tiba Ega dari arah utara marah-marah sembari berteriak “ mana kameraku, mana kameraku, tidak usah foto-foto memakai kameraku, tak hapus semua kalau sampai ada gambar-gambar wajah kalian.” Sontak teman-teman dari kelompok 44 emosi dan menjawab cacian dari Ega, “ heh,,,, kasihkan ke Mbok Dewor, tak Sudi kita foto memakai kamera dia, hapus saja semua hasil fotonya.” Lalu rofik salah satu personil dari kelompok 44 memberikan kamera tersebut kepada Ega. Dilain tempat, pak Zainal sangat marah kepada Ega karena pak Zainal tidak terima teman-teman satu kelompoknya diperlakukan seperti itu, karena terbawa emosi, pak Zainal hampir menampar mulut Ega yang saat itu sedang menangis dan menghujat pak Zainal. Tetapi untungnya teman-teman lain dapat meredakan ketegangan dan keemosian dari mereka berdua, setelah itu kami kelompok 44 langsung membawa Ega kembali ke posko karena malu dengan kelompok 45 dan takut kalau perangkat desa tahu masalah  sepele ini.
Sesampai di posko, Ega masih terbawa emosi, dia berkata “ semua dari kelompok ini aku kasih nilai C, dan hari ini juga aku akan pulang ke Nganjuk, aku tidak mau KKN, aku tidak betah.” Mbah Sum selaku pemilik posko kami ikut menangis dan mencoba menasihati Ega agar tidak terus-terusan terbawa emosi. Tapi Ega tetap tidak mau mendengar nasihat dari Mbah Sum. Sementara itu semua anggota dari kelompok 44 mengadakan rapat pergantian Ketua. Dan pada hari itu juga tepat jam 10.30 WIB, jabatan ketua resmi diganti dan disandang oleh Rizky Adi Sofyan dari Prodi Teknologi Informatika. siang itu, setelah sholat jumat, orang tua Ega datang karena telah dihubungi Ega. Sesampainya di posko orang tua Ega meminta maaf kepada Mbah Sum dan kepada semua teman-teman atas perlakuan Ega, orang tuanya juga bilang, bahwa Ega memang anak manja dan masih seperti anak-anak. Setelah selesai berbincang-bincang dengan Mbah Sum, Ega diajak orang tuanya jalan-jalan agar Ega sedikit mereefres fikirannya. Hari pun berganti malam, malam itu Ega meminta maaf kepada semua anggota kelompok 44, dia juga telah bisa menerima bahwa jabatan ketua diambil alih oleh Rizky Adi Sofyan. Akhirnya dia menyadari bahwa keegoisan yang ia miliki tetap dapat diatasi oleh kekompakan dari anggota kelompok 44. Dia juga menyadari bagaimanapun juga kekompakan itu sangat penting dalam menjalani hidup bersama.



Sekian dan Terima kasih J

post by: Ika Fitriana 4D
09.1.01.07.0186
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar