Minggu, 12 Mei 2013

MISTERI BALAI DESA KAYUNAN
Balai desa Kayunan yang terlihat asri di kala siang hari ternyata menyimpan sebuah misteri yang sudah melegenda. Bangunan yang berdiri di area sekitar 2.400 m² luasnya ini ternyata dikabarkan  berada diatas sebuah tempat yang dahulu dijadikan sebagai tempat pembantaian di masa G30S PKI. Konon para korban dari pembantaian itu dimasukan kadalam sebuah sumur yang sekarang sumur tersebut berada sebelah kiri dari balai desa tersebut, tepatnya arah timur laut dari balai desa Kayunan.
Sebenarnya Tim KKN dari UNP yang berjumlah 23 Mahasiswa dari bermacam-macam Program Studi dan Fakultas itu tiba pada tanggal 1 April pagi dengan perasaan gembira bahwa ternyata tempat yang akan dihuni selama mengabdi di desa itu bersih dan asri. Di sore hari katika tim telah selesai bersih-bersih camp yang akan ditempati, kami mencoba untuk bersilaturahmi pada tetangga yang bermukim di sekitar balai desa Kayunan.  Seorang wanita yang tinggal tepat di depan kantor balai desa yang bernama bu. Asih mengigatkan pada kami untuk segera menyalakan lampu setiap sebelum pukul 5 sore. Karena penasaran salah satu dari kami bertanya “memangnya kenapa bu? Ruangan yang kalian tempati itu sering terjadi hal-hal yang ganjil sering warga melihat penampakan-penampakan seorang wanita yang berambut panjang dan berpakaian ala putri belanda, karena di area ruangan itu, ada”, tutur si ibu dengan nada berbisik-bisik. (Jedar bagai tersambar petir kami mendengarkan hal itu).
Kemudian acara silaturahmi pun kami lanjutkan dengan rasa penasaran dan tanda Tanya (?) besar. Berikutnya dengan langkah kaki kami menapaki setiap jalanan di desa Kayunan telah sampai membawa kami rumah pak kesra desa Kayunan, sambil berbincang-bincang kami bertanya “apa benar kalau di kompleks balai desa itu sering ada panampakan pak?”(Tanya kami dengan nada sedikit bercanda). “Dulu saya juga sering jaga malam di kantor desa waktu awal-awal bapak diaangkat jadi Kesra, pas bengi mergo gak iso turu aku keliling-keliling, selesai keliling aku ngrokok di depan gapura balai desa gak suwi aku malah ngerti di dekat kamar mand”i(di sebelah kanan balai desa) “ada pocongan yang berjalan menuju belakang balai desa. Ya sudah gak banyak omong terus tak tinggal pulang. Sejak malam itu bapak gak pernah jaga malam di sana”.
Walhasil sepulangnya dari acara silaturahim ke beberapa keluarga di desa itu rombongan KKN pulang ke camp dengan sedikit takut karena mendengarkan cerita-cerita warga desa tadi. Dan malam pertamapun kami lalui dengan rasa takut yang berkecamuk dihati dan pikiran kami membuat tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena setelah sholat mahgib saja desa itu sudah sangat sepi seperti sebuah desa yang tak berpenghuni para remaja-remaja desa itupun tak ada yang menampakkan batang hidungnya, bahkan orang lewat saja hanya sesekali kami mendengarkan suara motornya.
Nama                          : Roni Wijaya
Kelas                           : VI-D
N.P.M                         : 09.1.01.07.0135

Tidak ada komentar:

Posting Komentar